Tuesday, April 14, 2015

Jalan-jalan ke Lombok Part #1 of 5 : Kenapa Harus Lombok ?


Saat saya masih SD dan tinggal di Denpasar, teman ayah yang tinggal di Lombok alias Om Urip mengajak kakak dan abang saya liburan. Sepulang dari sana mereka bercerita banyak hal menarik, namun saya yang tidak turut bersama mereka hanya bisa melongo dan membayangkan seandainya saja saya turut bersama mereka. Saat dewasa, hal ini masih terus membekas, meski saya sempat  berhenti sebentar di Pelabuhan Lombok dalam rangka tugas merancang IT Blue Print di PT ASDP tahun 2001-2002. Dalam hati saya bertekad suatu saat nanti saya akan pergi jalan-jalan ke Lombok dan menuntaskan obsesi terpendam sejak SD.



Akhirnya bulan Juli tahun 2007,  saya dan istri memutuskan untuk jalan2 ke Lombok. Saya melakukan survey dan lalu memutuskan untuk menginap di Qunci Villas, sebuah hotel yang konon dimiliki orang asing dan berjarak beberapa kilometer dari Pantai Senggigi yang menjadi salah satu icon Lombok. Ternyata hotel ini adalah pilihan turis asing, menginap disini bagi turis lokal rasanya menjadi minoritas. Modelnya seperti cottage yang mengingatkan saya akan Sanur Seaside, tempat pilihan kami sekeluarga untuk berenang saat masa kecil di Denpasar. Arsitekturnya unik, karena sebagian mebelnya adalah merupakan bagian dari bangunan, ya betul meja yang merupakan bagian dari dinding, atau bangku beton yang juga merupakan bagian dari dinding, dan yang paling parah adalah shower untuk mandinya, he he berada di tengah halaman belakang dan sama sekali tanpa dinding.




Kami berangkat dari Husein Sastranegara Bandung Minggu, tanggal 1 Juli 2007, flight departure sekitar jam 06:00, jadi Subuh dinihari kami sudah langsung menuju Bandara, dan setelah menunggu beberapa saat kami pun masuk ke dalam pesawat. Sejujurnya karena tidak menggunakan travel, kami sama sekali tidak punya bayangan akan kemana saja kami saat berada di Lombok. Pesawat transit di Surabaya, dan kami sarapan sekitar jam 08:00 pagi di sebuah resto di area Bandara, dengan masakan ala Madura. Lantas sambil menunggu pesawat kembali terbang kami menghabiskan waktu di sebuah toko buku di area Bandara.




Lalu pesawat kembali mengudara dan akhirnya mendarat di Lombok pada jam 11:30, maka kami langsung menggunakan taxi menuju Qunci Villas. Setelah meninggalkan Mataram yang sepintas mirip dengan Denpasar namun terlihat lebih berantakan. Di Mataram terdapat beberapa Pura besar, meski pemeluk Hindu minoritas disini, namun sama seperti kotanya, Pura-Puranya juga terlihat agak kurang terawat.  Dari sini  kami langsung menuju lokasi sepanjang Pantai Senggigi yang terlihat asri.   Istri berhenti sebentar di Warung Padang untuk membeli beberapa porsi nasi bungkus, Aqua, dll yang rencananya akan kami santap di hotel. Ratusan pohon kelapa seakan akan melambai menyambut kami seperti boneka kucing merah yang biasa di pajang di toko2 warga keturunan. Anehnya taxi terus melaju, dan kami meninggalkan hotel2 asri di kawasan Senggigi menuju daerah yang lebih sepi, ternyata Qunci Villas memang bukan terletak di keramaian Senggigi melainkan diantara perkebunan kelapa dan peternakan kambing/sapi milik penduduk. 

Lanjut ke http://hipohan.blogspot.co.id/2015/04/jalan-jalan-ke-lombok-part-2-of-5-qunci.html

No comments: