Sunday, November 02, 2014

Perjalanan Haji : Mina Part #11 dari 16


Situasi di Mina, lebih mengagetkan dibanding Aziziah, disinilah salah satu tempat dimana kita harus benar-benar  sabar, mulai dari tidur yang berdesak-desakan, udara panas, tidur di tenda, antri di kamar kecil, serta berpisah dengan barang2 yang kita miliki. Kenapa berpisah ?, karena jamaah diperintahkan meninggalkan koper besar,dan hanya menggunakan koper kecil, maka kita hanya membawa barang yang benar-benar perlu saja.

Tak tahan dengan situasi darurat seperti ini, ternyata beberapa pasangan dari rombongan program 17 hari kabur ke hotel, meski menyalahi aturan ibadah Haji. Hemm memang ibadah ini adalah salah satu tes kekuatan mental, itu sebabnya tidak semua orang yang pergi Haji bisa dianggal lulus. Para ustadz pembimbing sangat menyesalkan kejadian ini dan mengingatkan pada kami untuk terus banyak bersabar. Karena memang tujuan kita ibadah Haji bukanlah untuk mencari kenyamanan.




Di depan maktab, nampak orang-orang berduyun duyun lewat ke arah lokasi pelemparan Jumrah. Karena tidak semua maktab berjarak dekat, nampak para jamaah yang benar-benar kecapaian harus berjalan kaki di tengah udara panas belasan kilometer.  Berdua dengan istri kami melakukan ritual membawa beberapa perbekalan maktab untuk dibagikan pada jamaah yang yang tidak memiliki fasilitas layak.  Tentu saja yang paling cocok dibagikan adalah minuman.

Suatu hari, keponakan yang juga akan ibadah Haji, mengontak kami.  Ghea demikian namanya bekerja sebagai perawat di Rumah Sakit Hafr al Batin.  Lalu kami berjanji untuk bertemu di Restoran KFC ala Arab, Al Baik. Setelah mutar-mutar dan menunggu lama ternyata masih tidak bisa bertemu juga, baru kami menyadari  gerbang masuk ke Jamarat ada lebih dari satu, dan Al Baik tidak hanya berada di gerbang yang biasa kami datangi. Akhirnya kami kembali ke maktab seraya membagi bagi minuman yang tadinya mau kami berikan pada Ghea sepanjang jalan. Saya seperti diingatkan bahwa jika perpisahan memang sudah ditakdirkan olehNya, bahkan meski di lokasi yang sama kami tetap tidak dapat bertemu.

Disini kerinduan terhadap makanan tanah air semakin besar, suatu saat pengelola travel membagi-bagi Indomie, yang segera disambut jamaah dengan tidak sabar, sehingga meski jumlah nya seharusnya cukup namun kenyataannya justru masih ada saja jamaah yang tidak dapat bagian. Lagi-lagi saya melihat bahwa tidak semua jamaah menjadi Haji dalam arti sebenarnya. Sebagian jamaah tanpa malu malu menumpuk persediaan Indomie mereka, yang sebenarnya hak sebagian jamaah yang lain.

Suatu hari, saya dan istri melihat salah seorang rekan makan dengan menu yang berbeda dan terlihat lebih menarik dibanding menu yang biasa kami makan di maktab kami. Segera kami telusuri lokasinya dan ikut antri, ternyata memang jumlah dan rasanya jauh berbeda dengan maktab kami. Belakangan baru kami tahu ternyata itu merupakan makanan dari maktab Brunei, dan seharusnya kami tidak berhak masuk serta antri disitu karena dikelola oleh perusahaan yang berbeda.

Di hari lain diumumkan menunya adalah daging onta, sebagian jamaah langsung menyerbu meja makanan, dan karena terlambat saya sama sekali tidak kebagian serta harus melihat piring jamaah lain penuh dengan potongan daging. Ironisnya setelah makan, saya melihat betapa daging yang tadi jadi rebutan ternyata hanya dibiarkan tanpa dihabiskan, hemm lagi-lagi saya harus mengurut dada, melihat betapa sifat-sifat jelek jamaah ternyata masih terus dibawa dan tidak bisa hilang sama sekali. Di dalam maktab ONH Plus ini kita cukup sering melihat banyaknya makanan tidak dihabiskan dan akhirnya terbuang.

Saat ibadah seperti ini sering sekali kita melihat wajah wajah yang sudah tak asing seperti artis misalnya. Dalam rombongan kami selain Ustadz Wijayanto yang memang sering masuk TV dan jadi pembimbing kami , saya juga sempat bertemu dan bersalaman dengan Ustadz AA Gym, saat beliau bersiap siap untuk berangkat jalan kaki menuju Arafah dengan sebagian rombongan haji dibawah pimpinan beliau. Kesempatan ini tidak saya lewatkan dengan menyalam beliau.

Lanjut ke http://hipohan.blogspot.co.id/2014/11/berangkat-haji-arafah-part-12-dari-16.html

No comments: