Sunday, November 02, 2014

Perjalanan Haji : Hajar Aswad Part #6 dari 16


Khusus Hajar Aswad, jangan kaget kalau nantinya kita disapa beberapa orang dengan ramahnya, serta menawarkan untuk “mengawal” kita mencium Hajar Aswad.  Pada umumnya orang-orang ini bekerja secara berkelompok, dan membagi bagi tugas di antara mereka. Mereka biasanya tidak berbicara tarif secara langsung, melainkan akan menodong kita dengan biaya yang tidak terduga. Cukup banyak jamaah Indonesia yang akhirnya terjebak dengan kelompok ini, dan lalu di teror sampai ke penginapan untuk membayar jasa yang mereka berikan. Membayangkan pengawalan sekaligus “penganiayaan” dalam melapangkan jalan mencium Hajar Aswad bagi jamaah di sekitarnya membuat saya sedih. Namun di kota suci ini sama sekali bukan jaminan bahwa semua orang yang ada memang memiliki niat yang sama. 




Sama seperti umrah , saya pun tetap gagal mencium Hajar Aswad, harus berhimpitan dengan kaum wanita membuat saya teringat kata-kata Ustadz, bahwa yang sunnah jangan sampai mengugurkan yang wajib.  Begitu juga saat ibadah dimana parfum yang disemprotkan petugas ke Hajar Aswad memiliki potensi merusak nilai ibadah kita karena larangan menggunakan parfum saat menjalankannya.

Istri yang nyaris mencium Hajar Aswad juga akhirnya saya tarik,setelah dia terhimpit kian kemari, meski awalnya istri menyesal karena merasa saya menggagalkan upayanya, namun belakangan dia bisa menerima alasan yang saya sampaikan. 

Saat tengah malam saya sempat kembali mencoba mencium Hajar Aswad, dan sengaja tidak menggunakan kacamata, tidak membawa uang ataupun dokumen penting lainnya, kecuali pakaian yang melekat di badan serta kartu hotel. Alhasil meski mencoba berkali kali, upaya saya tetap gagal, meski sudah tinggal sekitar 30 cm dari Hajar Aswad. Namun demikian menurut saya cara termudah adalah dengan menyusuri dinding sedikit demi sedikit dan ketika sampai langsung beraksi saat jamaah paling akhir mencium menyelesaikan tugasnya.

Lanjut ke http://hipohan.blogspot.co.id/2014/11/berangkat-haji-karakter-jamaah-part-7.html

No comments: